Kamis, 18 Agustus 2011

Mary Stayed Out All Night Episode 1





Kita mulai saja adegan dengan pemandangan sebuah pernikahan outdoor, dimana upacara ini berlangsung dengan pakaian khas pernikahan (kecuali untuk fakta bahwa pengantin wanitanya yang telanjang kaki dan pengantin prianya yang mengenakan celana aneh). Pengantin wanita berseri-seri, meski kita sudah tahu siapa pengantin prianya, tapi wajahnya tetap disembunyikan.


Ayah pengantin wanita menghentikan pernikahan itu, memecah masuk dengan pengantin pria yang lain dan mengantarkannya ke altar. Suasana yang cerah tiba-tiba berubah gelap dan muram dan sekarang mereka semua ada di kuburan. Pengantin pria yang kedua kepalanya berputar-putar dan para undangan berubah menjadi zombie.


Pengantin wanita mencoba melepaskan tangan pengantin pria nomer dua tapi tidak bisa; dia berpegang erat pada pengantin prianya sendiri, yang wajahnya tetap berbalik. Jelas saja, ini menunjukkan masa depan mengerikan sang pengantin wanita dan inilah kehidupan nyata sang pengantin wanita:


Sang pengantin wanita tadi adalah Wee Mae Ri atau Mary yang diperankan dengan menawan oleh Moon Geun Young. Baru-baru ini, semua benda di apartemennya dikuasai, tapi meski begitu dia tidak terlalu histeris. Dia dengan senang hati membantu orang-orang yang mengambil barangnya dan dia bahkan bersuka ria ketika dia berada di apartemennya yang kosong.

Tapi sebenarnya Mary tidak terlalu senang melihat apartemennya kosong. Kebiasaan Mary menghitung sampai sepuluh adalah mekanisme peniruan untuk mengendalikan emosinya. Tapi setidaknya dia sekarang punya banyak ruang kosong untuk menari, kata Mary pada diri sendiri, untuk membuat optimisme-nya tetap hidup.

Alasan semua kejadian ini adalah karena ayah Mary. Ayah Mary telah gagal dalam semua bisnisnya dan dia gampang sekali ditipu oleh rekan bisnisnya. Dia sudah ditipu oleh banyak sekali penjahat. Ayah tetap berpikir kalau bisnis selanjutnya pasti akan menyelamatkan mereka tapi tidak demikian. Dia malah membuat hutangnya semakin banyak dan bahkan sudah mencapai 100 juta won!


Ketika penagih hutang muncul untuk meminta bayaran, Mary menahan mereka sedemikian rupa sedangkan ayah kabur lewat jendela. Diantara semua barang yang dikuasai, hanya televisi yang dia sisakan yang menjadi semacam alat untuk melepaskan stress baginya.

Di usia 24 tahun, Mary hanya tinggal satu semester saja menuju wisuda, tapi dia harus absent dari kuliahnya sebab dia tidak mampu membayar biaya kuliah. Lebih jauh, dia juga sedang menghindari teman-temannya sebab dia tidak bisa menghabiskan uangnya untuk bersenang-senang, jadi sekarang adalah kesempatan aneh yang akan membuat Mary bertemu dengan mereka.


Malam ini, Mary ditelpon oleh teman-temannya yang sedang minum, ketimbang memanggil supir, Mary menawarkan diri untuk menyetir demi sedikit uang. Ketiga orang ini memutuskan untuk nongkrong sebab mereka sudah tidak melihat Mary selama berabad-abad dan mereka memutuskan untuk mencoba klub-klub di Hongdae.


Dan inilah Kang Mu-gyul, front man dan gitaris sebuah band rock yang main di klub Hongdae secara teratur. Tapi Mary tidak tahu hal ini waktu dia menbrak Mu-gyul dengan mobil temannya dalam kebingungannya, sebab dia tidak akrab dengan lingkungan di Hongdae. Mary berlari keluar mobil untuk melihat korbannya yang terbaring di tanah.

Takut akan keselamatan Mu-gyul dan keterlibatannya dalam kecelakaan ini, Mary memeriksa Mu-gyul dengan khawatir. Ada sedikit ‘kelebat’ diantara Mary dan Mu-gyul ketika mereka saling melihat satu sama lain tapi karena ini adalah sudut pandang Mary maka ini artinya akhir dari hidup Mary.



Mary tenang dan tidak percaya saat Mu-gyul membersihkan dirinya, menjamin bahwa dia baik2 saja lalu berjalan pergi. Teman Mary juga tenang karena pria itu baik2 saja dan tidak mengancam untuk menuntut, tapi mereka takut kalau pria itu akan datang nanti, dan mencari teman Mary sebab plat mobil itu terdaftar atas nama sang teman.

Untuk itulah, Mary memutuskan untuk mengikuti Mu-gyul untuk memastikan kalau kecelakaan ini sudah selesai. Mary berjuang melewati jalanan padat Hongdae. Tapi dia kehilangan jejak di sebuah gang dan dia mendapati dirinya di pintu masuk sebuah klub dimana sebuah pertunjukkan baru saja dimulai.


Mary berusaha masuk ke dalam klub itu, mencari tanda-tanda keberadaan Mu-gyul, dan akhirnya melihat kalau Mu-gyul tidak berada dalam kerumunan melainkan di atas panggung menyanyikan lagu hit-nya, Please My Bus! Mary memotret Mu-gyul yang sedang tampil berpikir kalau foto itu bisa dijadikan bukti jika pria itu baik2 saja setelah kecelakaan itu lalu berkeliaran di belakang panggung setelah acara berakhir berharap bisa menemui Mu-gyul. Sayangnya, Mary harus menghadapi sekumpulan orang-orang yang juga ingin menemui Mu-gyul!


Mary yang seorang pecinta drama mengenali seorang wanita sebagai aktris televisi, Seo-jun (dan dia benar) tapi Seo-jun (diperankan Kim Hyo Jin) tetap menyembunyikan wajahnya dan menyendiri. Menurut Mary, Seo-jun adalah aktris berbakat tapi dia tidak muncul dalam berbagai drama belakangan ini.

Di belakang panggung, Mary berusaha bicara dengan Mu-gyul, tapi Mu-gyul malah memperlakukan Mary seperti penggemar lainnya dan memberinya pelukan (berpikir kalau itu yang diinginkan Mary). Jadi Mary dengan cekatan mengikuti Mu-gyul ke perhentiannya yang selanjutnya, berharap bisa mendapatkan kesempatan berdua dengan pria itu.

Menyaksikan bagaimana Mu-gyul mengindari seorang wanita yang marah, “Beraninya kau melakukan ini padaku?” Mary menduga kalau Mu-gyul pasti pemain musik yang berhati dingin. Kesan itu diperkuat lagi oleh perhentian Mu-gyul selanjutnya saat dia minum dengan wanita lainnya dan sayangnya Mary tidak bisa mendengarkan percakapan mereka. 

Ternyata Mu-gyul sudah ditipu untuk menandatangani kontrak bodong dengan wanita itu, yang seorang manajer band, dan bersiap-siap untuk lepas tangan dari masalah ini. Khususnya ketika wanita ini tidak bisa menerima Mu-gyul dan musiknya; wanita ini memaksa Mu-gyul untuk meninggalkan teman satu band-nya dan mencari yang baru kalau dia ingin naik ke level yang lebih tinggi.

Mu-gyul merobek kontrak itu dan menghentikan protes wanita itu dengan menyerahkan segepok uang. Mu-gyul sudah merelakan apartemennya dan memberikan apapun yang dia punya untuk wanita itu, untuk meringankan semua tuntutan terhadap semua uang yang sudah diinvestasikan wanita itu pada Mu-gyul. Manajer itu bisa mengenali persetujuan ini dan menerima keputusan Mu-gyul.


Setelah manajer itu pergi, Mary mengambil kesempatan dan duduk dihadapan Mu-gyul, bersikap seperti fans dan meminta tanda tangan Mu-gyul. Mu-gyul menurut dan memberikan tanda tangan super besar pada Mary tapi yang membuat Mu-gyul merasa aneh, Mary terlihat tidak suka dan berkata, “Itu terlalu besar!” Mary membalik kertasnya dan meminta tanda tangan yang kecil di bagian bawah kertas. Meski merasa kalau permintaan itu aneh, tapi Mu-gyul menurut.


Dengan gembira Mary mengambil tiket kemenangannya dan bergegas keluar, dimana dia mengisi tempat kosong di atas tanda tangan Mu-gyul dengan kata2 hukum kalau penyanyi Kang Mu-gyul telah membebaskan pengemudi mobil dari tuntutan atas kecelakaan yang dialaminya. Sayangnya, Mu-gyul menemukan Mary di luar dan merobek kertas itu.

Mereka berdua sudah mengalami hari yang buruk dan akhirnya berakhir dengan membicarakannya sambil minum. Atau setidaknya Mu-gyul yang minum dan Mary memohon agar Mu-gyul mau menandatangani dokumen yang menyatakan kalau Mu-gyul tidak akan mencarinya nanti dan menyatakan kalau kecelakaan itu adalah tabrak lari.

Tapi pengalaman buruk Mu-gyul dengan manajer band itu telah membuatnya jera terhadap kontrak dan Mu-gyul berkata pada Mary kalau dia tidak akan menandatangani apapun dengan gampang sekarang. Sedangkan, Mary perlu ketenangan pikiran berupan pernyataan tertulis sebab dia tidak akan mempercayai kata-kata seseorang lagi setelah dia (setidaknya ayahnya) kena tipu berkali-kali. 


Mu-gyul menawari Mary minum. Setelah protes bahwa dia adalah peminum yang lemah dan minum terlalu banyak akan membuatnya pingsan, Mary akhirnya minum juga. Tapi ketika dia mencoba untuk berpura-pura minum dengan cara membuang minumannya ke lantai, Mu-gyul melihatnya dan membelalak padanya karena mencoba untuk menipu.


Hasilnya, kedua orang ini mabuk berat. Mereka berjalan keluar bar sambil berpegangan tangan, dimana keduanya berdiri dengan tidak stabil! Mary masih memaksa Mu-gyul untuk menandatangani kertasnya. Sedangkan, Mu-gyul malah mencubit pipi Mary dan mengatakan dia imut! Hehehe…

Mary mengeluhkan harinya yang apes dan membuat My-gyul bersimpati. Mu-gyul malah menarik Mary ke dalam pelukannya. Mary mendorong Mu-gyul dan bergumam tentang kebiasaan buruk Mu-gyul minum-minum. Mu-gyul menghilang untuk beberapa saat lalu tiba-tiba muncul lagi sambil menjulurkan sesuatu di wajah Mary. Benda itu adalah tanaman yang jelas-jelas Mu-gyul cabut dari tanah tapi dia mempersembahkannya seolah-olah itu adalah sebuah buket bunga yang indah.

Senyum Mu-gyul menghilang waktu dia sekilas melihat ada luka di dahi Mary dan dia melihatnya dengan penuh perhatian. Dengan sadar, Mary menutupinya dan protes bagaimana dia tidak terlalu sadar akan luka itu, tidak sama sekali. Semuanya terjadi waktu dia masih kecil, jelas Mary waktu dia menepuk tangannya untuk menutupi luka itu.


Mu-gyul terkagum-kagum pada luka itu, menyebutnya cantik dan mirip Harry Potter. Mu-gyul mendekat dan mencium kening Mary, yang menumbulkan gelombang tak terduga dalam diri Mary untuk beberapa saat. Mu-gyul melaju dengan gaya khasnya dan Mary menemukan Mu-gyul satu blok jauhnya beberapa saat kemudian dan sedang tidur di jalanan. Mary mencoba membangunkan Mu-gyul tapi dia juga merasa lelah jadi dia duduk di samping Mu-gyul.


Hal berikutnya yang Mary tahu, dia terbangun di pagi yang cerah di apartemennya sendiri. Dia yakin minuman itu telah membuatnya lupa apa yang terjadi tadi malam, jadi dia menyimpulkan kalau entah dengan cara bagaimana dia bisa sampai di rumah – dengan membawa serta gitar Mu-gyul. Aneh. Mary bertanya-tanya bagaimana dia akan mengembalikannya pada Mu-gyul tapi dia harus bergegas pergi ke tempat kerja.

Tapi hari ini juga tidak lebih baik dari hari kemarin sebab atasan Mary memberhentikannya. Bukan karena salah Mary tapi karena keadaan ekonomi yang sedang buruk dan dia tidak mampu mempekerjakan Mary. Jadi Mary berjalan pulang ke apartemennya dengan lemas dan menghitung sampai sepuluh untuk menaikkan semangatnya. Suasana hatinya membaik dan dia mengatakan pada dirinya sendiri kalau pekerjaan itu juga tidak membuatnya mendapatkan uang banyak jadi dia bisa mencari pekerjaan yang lain.


Yang membuat Mary kaget, ada pengunjung tak terduga di apartemennya. Mu-gyul menjelaskan kalau dia yang membawa Mary pulang semalam dan baru saja bangun. Merasa terganggu, Mary mendorong Mu-gyul ke pintu sambil berkata kalau Mu-gyul seharusnya pergi dan bukannya malah menginap. Mary menyuruh Mu-gyul untuk pergi ke tempat pacarnya saja setelah melihat gambar wanita di gitar Mu-gyul. Mu-gyul menjawab dengan bingung tapi dia tidak mendapatkan kesempatan untuk menjelaskan sebab Mary masih mendorongnya ke pintu keluar.

Ketika didorong keluar, Mu-gyul berteriak kesakitan. Dia mengangkat kaosnya dan terlihatlah sebuah luka yang membuat Mary prihatin. Jadi Mary mendapati dirinya mengobati luka Mu-gyul dengan lotion sedangkan Mu-gyul malah bersantai menonton TV. Luka Mu-gyul tidaklah seberapa tapi dia membuatnya seolah-olah itu serius dan bersikap seperti pasien di rumah sakit yang bisa tinggal dalam kurun waktu yang tidak ditentukan.

Mary mengeluh dan prihatin. Dia tidak percaya kalau ada orang aneh tinggal di rumahnya. Orang ini bahkan dengan tidak tahu malunya meminta keramahan Mary. Dia saja tidak bisa memberi makan dirinya sendiri, bagaimana dia harus memberi makan orang lain. Oleh karena itulah, Mary kaget waktu melihat Mu-gyul memasak ramyun terakhirnya dan bertarung untuk mendapatkan bagian ramyun itu.


Mary memang tidak tahu alasan kenapa Mu-gyul tinggal disana. Tapi itu tentu saja karena saat ini dia sedang apes dan apartemennya sudah hilang. Untuk saat ini dia adalah gelandangan jadi akan cukup menguntungkan bila dia bisa tinggal beberapa malam di rumah Mary. Dan setiap kali kemarahan Mary meluap, Mu-gyul mulai mengerang kesakitan yang membuat Mary tutup mulut. Setelahnya, Mu-gyul akhirnya mengumumkan kalau dia siap untuk pergi. Dia bahkan menandatangani dokumen Mary saat keluar yang membuat Mary tenang.

Sekarang kita temui pebisnis muda dan CEO Jung-in (Kim Jae Wook) dan ayahnya Jung-seok. Keduanya sudah tinggal di Jepang selama dua puluh tahun belakangan ini dan baru sekarang kembali ke Korea.


Proyek terbaru Jung-in adalah sebuah drama yang akan dia produseri tapi ayah keberatan pada ide itu dengan berkata kalau drama adalah investasi yang beresiko yang bisa menghabiskan banyak uang dengan cepat. Akan tetapi, ayah akan setuju mendanai proyek Jung-in kalau Jung-in mau melakukan satu hal: pergi ke mat-seon (perjodohan) dengan gadis yang sudah dipilih ayah untuknya.

Jung-in setuju dan keduanya kembali ke Korea dimana Jung-in mulai bekerja untuk mencari aktris bagi proyek dramanya. Perhatiannya tertuju pada satu nama: Seo Jun. sedangkan, ayah Jung-in pergi ke kuburan, dimana dia melihat seorang pria sedang disakiti oleh dua penjahat. Dia mengirim dua orang anak buahnya untuk membereskan hal itu dan ternyata, dia dan ayah Mary adalah teman lama. Mereka berpelukan dengan hangat.

Mary berjalan lemas menuju apartemennya setelah tidak sukses mencari pekerjaan dan dia menunggu cukup lama untuk masuk ke apartemennya. Pertahanan Mary runtuh saat pemilik apartemen mengetuk pintunya sebab dia tahu Mary ada di dalam dan menyuruhnya segera pindah karena Mary belum membayar uang sewa. Mary menerapkan metode hitungnya untuk menahan beban yang ini, tapi hari ini hal itu sama sekali tidak mempan dan Mary menangisi ibunya:



Mary: “Hari ini adalah peringatan kematianmu dan aku bahkan tidak bisa menemuimu, dan aku tidak tahu ayah dimana. Ibu, apa yang akan terjadi pada keluarga kita? Tolong aku Ibu… Ibu…”

Berikutnya bel di pintu berbunyi dan saat Mary membukanya, berdirilah disana Mu-gyul. Dia tersenyum dengan lebar, berjalan dengan gembira dan masuk ke apartemen Mary. Dia bahkan membawa sekotak ramyun. Yang membuat Mary kaget, Mu-gyul mengumumkan kalau dia akan tinggal dengan Mary selama beberapa hari. Dia tidak mengancam Mary dengan tuntutan hukum dan bahkan memberikan Mary uang sebagai kompensasi dia tinggal disini. Dia mengumumkan kalau dia nyaman tinggal disini: “Sepertinya kita bersaudara!”

Mary tidak bisa menerima hal itu dan protes – dia kembali mengatakan pada Mu-gyul agar tinggal dengan pacarnya saja. Bel kembali berbunyi yang juga membuat pengusiran terhadap Mu-gyul menjadi sulit. Itu ayah, yang sekarang sudah bebas dari hutang, dan menggedor pintu agar Mary membiarkannya masuk.


Ini tidak bagus jadi Mary segera memikirkan cara untuk menyingkirkan Mu-gyul. Karena Mu-gyul tidak ingin pergi jadi dia mempersulit Mary dan menolak memanjat jendela. Jadi Mary memasukkan Mu-gyul ke dalam kamar mandi dan memintanya untuk tenang selagi dia berurusan dengan ayahnya.


Ayah masuk dengan penuh semangat karena masalah mereka terpecahkan. Dia mengumumkan kalau hutang mereka dan pernikahan Mary bisa dipecahkan dalam satu kali dayung dan mereka tidak perlu khawatir lagi. Mary bingung dan tidak percaya.



Tapi semuanya belum diceritakan secara mendalam sebab mereka mendengar suara toilet. Mary mencoba menutupinya tapi pintu terbuka dan Mu-gyul tersenyum dengan gembira dihadapan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar